Jakarta, KompasOtomotif - Olahraga otomotif cabang drifting lagi marak di Tanah Air. Bagi mereka yang ingin terjun, pereli dan drifter
nasional Rifat Sungkar memberi batasan modifikasi yang dilakukan pada
mobil. "Untuk yang baru mau belajar drift, modifikasinya tak perlu
ekstrem. Setelah mahir baru di up-grade mobilnya," ungkap Rifat.
Mobil yang dipakai, saran
, sebaiknya yang berpenggerak roda
belakang. Pertimbangannya, kendaraan gerak roda belakang punya
kecenderungan oversteer, apalagi tenaga yang disalurkan
berlebihan membuat buritan mobil terlempar dan ingin mendahului depan.
Nah, di drifting, menaklukkan tikungan dengan dibarengi oversteer - apalagi sampai ekstrem - menjadi nilai plus.
Syarat selanjutnya, sebisa mungkin kapasitas mesin di atas 2.0-liter dan sedikit modifikasi seperti porting polish supaya
suplai daya meningkat. Tapi, tidak dianjurkan menggunakan komponen
kompetisi untuk jeroan mesin, apalagi turbocharger. "Buat apa bangun
mobil dengan tenaga besar tapi kita belum bisa menguasainya. Misalnya
begini, punya mesin 500 PS tapi saat ngedrift cuma mengeluarkan tenaga 200 PS, jadi terbuang percuma," urai
Jika jantung pacu dirasa sudah cukup, perhatikan sistem suspensi yang
perannya tidak kecil. Baik sokbreker atau per, tingkat kekerasannya
harus 50 persen dari standarnya dan posisi mobil juga lebih ceper 50
persen. Dengan kondisi seperti ini cukup untuk menghasilkan stabilitas
yang baik saat melakukan sliding. Selain itu, pada roda belakang harus dilengkapi perangkat limited slip
(LS) agar berputar bersamaan. Tetapi hal yang perlu diingat adalah kaki
- kaki seperti booshing, stabilizer, tierod dan ball joint juga harus
sudah direkondisi.
Mengingat tenaga yang seadanya, penggunaan pelek mengikuti standar
pabrik. Mengenai karet bundarnya, untuk pelek 15 inci lebar tapaknya 195
dengan tinggi 50-55, pelek 16 inci pakai profil 205/55-60 dan 17 inci
215/45.
Bagun MOBIL Drif
23.18 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar